Tindakan Pengemudi yang Tanpa Sadar Merusak Transmisi Mobil
Sebagai pengemudi, Anda tentu pernah mengalami masalah pada transmisi di mobil, terutama jika kendaraanmu sering digunakan untuk menempuh perjalanan jauh atau melintasi jalanan yang padat. Transmisi mobil adalah salah satu komponen penting yang berfungsi untuk mengatur perpindahan tenaga dari mesin ke roda, memungkinkan mobil melaju dengan mulus.
Namun, ada berbagai kebiasaan sehari-hari yang tanpa disadari dapat merusaknya, dan kebiasaan ini justru sering kali disebabkan oleh tindakan pengemudi itu sendiri. Memahami apa saja kebiasaan yang bisa merusak transmisi adalah langkah pertama yang bisa Anda lakukan untuk menjaga mobil tetap awet dan berfungsi dengan optimal.
8 Kebiasaan yang Dapat Merusak Transmisi Mobil
Dalam menjalankan mobil dengan transmisi otomatis atau manual, ada beberapa kebiasaan yang sebaiknya dihindari untuk mencegah kerusakan transmisi. Berikut ini ulasannya!
-
Pindahkan Gigi Mundur Saat Mobil Belum Berhenti
Mengganti gigi ke posisi mundur (R) sebelum mobil benar-benar berhenti adalah salah satu kebiasaan buruk yang dapat merusak transmisi. Saat pengemudi terburu-buru memindahkan gigi, mekanisme transmisi bekerja lebih keras untuk mengubah arah putaran roda secara tiba-tiba. Hal ini dapat memperpendek umur komponen di dalam transmisi.
-
Menggeber Mobil Sebelum Pindah Posisi D
Menginjak pedal gas dalam posisi netral (N) dan kemudian langsung berpindah ke posisi drive (D) untuk meluncurkan mobil dengan cepat bisa menyebabkan kerusakan pada transmisi. Ketika mobil melaju dengan putaran mesin yang tinggi, transmisi bekerja lebih keras dan komponen di dalamnya lebih cepat aus.
-
Tidak Tepat Menggunakan Gigi Rendah atau L
Gigi rendah (L) sebaiknya digunakan hanya pada kondisi tertentu, seperti saat melewati jalan menanjak atau menurun curam. Menggunakan gigi rendah secara tidak tepat atau dalam kondisi normal bisa menyebabkan transmisi bekerja di luar batas optimalnya dan membuatnya cepat panas.
-
Terlalu Agresif Memindahkan Gigi
Memindahkan gigi secara kasar, baik saat menggunakan fitur triptonic atau paddle shift, dapat memicu ausnya kampas kopling dan komponen transmisi lainnya. Menggunakan fitur tersebut sebaiknya dilakukan dengan lembut dan sesuai kebutuhan untuk menghindari kerusakan komponen.
-
Menahan Rem Terlalu Lama Saat Posisi D
Kebiasaan menahan rem saat berada di posisi drive (D) dalam waktu lama, seperti ketika sedang berhenti di lampu merah, dapat meningkatkan suhu dalam transmisi. Sebaiknya, pindahkan gigi ke posisi netral (N) saat berhenti dalam waktu lama untuk menjaga agar transmisi tidak terlalu panas.
-
Terlambat Melakukan Ganti Oli Transmisi
Transmisi membutuhkan pelumasan yang baik agar setiap komponen di dalamnya bekerja dengan mulus. Keterlambatan dalam mengganti oli transmisi dapat menyebabkan gesekan berlebih antar komponen, yang kemudian membuatnya cepat aus dan rusak. Pastikan untuk mengganti oli transmisi sesuai dengan rekomendasi pabrikan.
-
Tidak Pindah Gigi Netral Saat di Lampu Merah
Saat berhenti di lampu merah, sebagian pengemudi lebih memilih untuk menahan posisi di gigi drive (D) sambil menekan rem. Kebiasaan ini memberikan tekanan ekstra pada komponen transmisi yang bekerja lebih keras. Sebaiknya, pindahkan ke posisi netral (N) saat berhenti agar beban transmisi berkurang.
-
Mengisi Tangki Bahan Bakar Terlalu Sedikit
Mengisi bahan bakar terlalu sedikit atau sering berada dalam kondisi hampir kosong bisa berdampak buruk pada transmisi, terutama untuk mobil dengan transmisi otomatis.
Saat tangki bahan bakar rendah, sistem pendingin transmisi yang bergantung pada bahan bakar mungkin tidak berfungsi secara optimal, sehingga komponen transmisi lebih cepat panas dan rentan rusak.
Menjaga transmisi mobil dalam kondisi optimal bukan hanya tentang mengganti oli secara rutin, tetapi juga menghindari kebiasaan-kebiasaan buruk yang bisa memperpendek usia transmisi.
Kebiasaan di atas sering kali dianggap sepele, tetapi dalam jangka panjang bisa menyebabkan kerusakan serius pada transmisi di mobil. Menghindari kebiasaan-kebiasaan ini dapat membantu mengurangi risiko kerusakan dan membuat transmisi pada mobil bekerja lebih baik dan tahan lama.